Dalam
sejarah lampau, masyarakat Arab sudah mengenal nama Allah sebagai sesuatu yang
layak disembah, dan zat yang maha terpuji. Ajaran ini adalah Agama Tauhid (agama
Hanif) yang dibawa oleh Nabi Ibrahim a.s. kemudian dilanjutkan oleh
puteranya Nabi Ismail a.s. perjalanan hidup Nabi Ibrahim bersama istrinya Siti
Hajar, dan putranya yaitu Nabi Ismail a.s, membuahkan sejumlah ajaran dan
kebudayaan Islam yang sampai sekarang terpelihara, seperti Ka’bah, maqam
Ibrahim, Hijr Ismail, dan peristiwa qurban. Bahkan proses perjalanan kehidupan
keluarga ini diakui oleh umat Islam dalam salah satu rukun haji.
Berawal dari seorang yang bernama Amru bin Luhai seorang pembesar suku Khuza’ah yang melakukan perjalanan ke daerah Balqa di negeri Syam (Syiria). Dia melihat penduduk kota Dia melihat penduduk kota Syam melakukan ibadah dengan menyembah berhala, kepercayaan ini disebut dengan agama watsani. Dia tertarik untuk mempelajari dan mempraktikkannya di Makkah. Maka terciptalah penyimpangan-penyimpangan dari ajaran Hanif yang telah lama di bawa oleh Nabi Ibrahim.
Zaman sebelum datangnya agama Islam kepada bangsa Arab disebut zaman Jahiliah, artinya zaman kebodohan atau kegelapan. Maksudnya manusia pada zaman itu tidak menggunakan akal pikirannya untuk mengikuti ajaran yang benar. Mereka hanya mengikuti keinginan nafsu dan kesenangannya.
Adapun
faktor-faktor penyebab penyimpangan tersebut adalah:
- Kecenderungan
yang kuat mengagungkan leluhur yang telah berjasa terutama kepala kabilah nenek
moyang mereka.
- Rasa
takut yang kuat menghadapi kekuatan alam yang menimbulkan bencana mendorong
mereka mencari kekuatan lain di luar Allah Swt.
- Adanya
kebutuhan terhadap Tuhan yang selalu bersama mereka terutama saat mereka
membutuhkan
oleh : Lilik Stiawan, S.Pd.I
0 comments:
Post a Comment